Rabu, Mei 05, 2010

Prolog Love In Pesantren

PROLOG.

Novel ‘Love In pesantren’ berkisah tentang empat santri badung yang berusaha memahami makna hidup, di tengah puberitas dan lingkup social yang membentuknya. Dengan keterbatasan waktu, aturan pesantren dan keadaan naluriah sebagai anak manusia, mencipta konflik-konflik kecil dalam hidupnya. Dan dengan kacamata remaja pula, tidak jarang seorang santri mengedepankan ego-nya ketimbang kompromi-kompromi dan pemakluman atas tradisi dan ke’arifan local yang ada di pesantren. Pun sebaliknya ada segelintir orang tua di pesantren, yang kurang begitu memahami karakter dan perubahan pada santri. Dia selalu menjadikan diri dan proses hidupnya sebagai barometer ‘kesucian’ bagi santri-santrinya tanpa mempedulikan tantangan-tantangn santri yang sangat kompleks ketika dia berada dalam lingkup social yang homogen.
Dan yang jelas, di dalam Novel ‘Love In Pesantren’ sebagaimana remaja pada umumnya, kisah cinta tak bisa hilang dari ranah hidupnya, karena cintalah wilayah reflektif yang paling berkesan dan mendalam bagi remaja santri. Sentuhan-sentuhan kasih sayang, gejolak jiwa, proses mencari dan keadaan psikologis yang menuju arah kematangan mengantar remaja di pesantren mencipta kisah-kisah cintanya yang unik dan lain dari kisah remaja pada umumnya.